Berlarilah Kepada Tuhan

Disadur dari , edisi 15 Mei 2018

Baca:  2 Samuel 15:13-37

"Bersiaplah, marilah kita melarikan diri, alasannya jangan-jangan kita tidak akan luput dari pada Absalom. Pergilah dengan segera, supaya ia jangan sanggup lekas menyusul kita, dan mendatangkan celaka atas kita dan memukul kota ini dengan mata pedang!"  2 Samuel 15:14

Kita sering menyimak gosip di televisi, ada orang-orang yang melarikan diri lantaran sedang terseret kasus hukum.  Misalnya:  kasus bos sebuah perusahaan travel yang melarikan diri dengan membawa uang miliaran rupiah dana setoran pelanggannya, ada pula yang melarikan diri dengan membawaa anak gadis di bawah umur, juga narapidana yang melarikan diri dari rumah tahanan lantaran kurang ketatnya penjagaan.  Mereka melarikan diri dengan impian akan terbebas dari problem yang menjeratnya, padahal yang terjadi justru malah sebaliknya, problem yang dialaminya semakin runyam dan pelik.

     Kasus berbeda dialami Daud, ia melarikan diri dari Yerusalem alasannya sudah terjadi pemberontakan di bangsanya yang dilakukan oleh Absalom  (anaknya sendiri), yang berusaha mengudeta dia  (melakukan kudeta dengan paksa dan tidak secara sah).  Agar terhindar dari pemberontakan yang lebih besar dan jatuhnya korban, Daud yang ketika itu menjabat sebagai raja menentukan untuk melarikan diri dari kota Yerusalem.  Dalam pelariannya ini ia tidak sendirian, tapi bersama dengan 600 orang pengikutnya yakni mereka yang setia kepada raja!  "Demi TUHAN yang hidup, dan demi hidup tuanku raja, di mana tuanku raja ada, baik hidup atau mati, di situ hambamu juga ada."  (2 Samuel 15:21).  Daud tidak bertindak sekehendak hati, tapi ia tetap melibatkan Tuhan di setiap rencana dan berserah kepada kehendak-Nya.  "Bawalah tabut Allah itu kembali ke kota; kalau saya menerima kasih karunia di mata TUHAN, maka Ia akan mengizinkan saya kembali, sehingga saya akan melihatnya lagi, juga daerah kediamannya. Tetapi kalau Ia berfirman, begini: Aku tidak berkenan kepadamu, maka saya bersedia, biarlah dilakukan-Nya kepadaku apa yang baik di mata-Nya."  (2 Samuel 15:25-26).

     Dalam menghadapi problem sekecil apa pun jangan sekali-kali kita mengandalkan kekuatan sendiri, tapi libatkanlah Tuhan.  Bersama Tuhan niscaya ada jalan keluarnya!

"...sebab Engkau telah menjadi kota bentengku, daerah pelarianku pada waktu kesesakanku."  Mazmur 59:17