Kecaplah Dan Lihatlah Kebaikan Tuhan

Disadur dari , edisi 1 Mei 2018

Baca:  Mazmur 34:7-11

"Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!"  Mazmur 34:9

Mazmur ini ditulis Daud bukan ketika ia sudah menjadi raja atas Israel, bukan pula dikala berada dalam situasi yang baik dan tenang.  Melainkan dikala ia melarikan diri dari kejaran Saul yang berusaha untuk membunuhnya.  Tragisnya lagi, dikala lari ke kawasan Filistin raja Filistin mengenali beliau sebagai jagoan Israel yang telah membinasakan banyak perwira-perwira Filistin, sehingga raja itu pun berniat membunuhnya juga.  Daud benar-benar dalam keadaan terjepit!

     Ketika berada dalam situasi berat umumnya orang akan menjadi kalut, takut dan frustasi.  Berbeda dengan Daud yang terus mengarahkan pandangannya kepada Tuhan dan mengingat-ingat akan kebaikan-Nya sehingga ia tetap sanggup memuji-muji Tuhan.  Ia sangat percaya bahwa Tuhan yang disembahnya yaitu Tuhan yang tidak pernah berubah.  Kalau dulu Tuhan menolong dikala ia berhadapan dengan singa atau beruang yang berusaha untuk menerkam kawanan domba yang digembalakannya, bila dulu Tuhan turut campur tangan dikala ia berperang melawan musuh dan memberinya kemenangan, maka Tuhan yang sama niscaya akan meluputkan beliau dari pergumulan berat ini.  Karena itu dalam keadaan yang seakan tiada impian Daud selalu mengingat betapa baiknya Tuhan itu dan berusaha untuk mengecap segala kebaikan-Nya.  Kata  'kecaplah'  (Ibrani:  ta'am)  artinya merasakan, sedangkan kata  'lihatlah'  (Ibrani:  ra'ah)  artinya memperhatikan atau memeriksa.  Yang perlu dirasakan dan diperhatikan yaitu kebaikan Tuhan.  Akhirnya Daud pun sanggup berkata,  "Singa-singa muda merana kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari TUHAN, tidak kekurangan sesuatupun yang baik."  (Mazmur 34:11).

     Ketika kita mengecap kebaikan Tuhan kita sanggup mencicipi betapa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita.  Ketika kita mengecap kebaikan Tuhan kita akan memahami bahwa komitmen Tuhan yaitu ya dan amin, sehingga kita sanggup berpengaruh dan tegak bangkit sekalipun menghadapi terpaan badai.  Oleh alasannya itu jangan hanya memandang kepada besarnya masalah, jangan terpaku pada kesulitan yang ada, tapi pandanglah kepada Tuhan yang tak pernah melepaskan tangan-Nya untuk menopang kita.

Kasih Tuhan itu jago dan kesetiaan-Nya untuk selamanya  (Mazmur 117:2).